Mengimplikasikan Karakteristik Matematika
dalam
Pembelajaran
Sebagai Penanaman Nilai Moral
Pembelajaran
adalah dimana siswa aktif dalam menanya, melakukan, menyelidiki,
mengkonstruksi, dan mengkomunikasikan dalam proses belajarnya baik berinteraksi
siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, ataupun siswa dengan guru.
Pembelajaran yang baik adalah dimana siswa berperan aktif dan guru sebagai
fasilitator , serta mengambil nilai-nilai moral yang bisa dipetik dalam
pembelajaran tersebut, sehingga bisa diterapkan dalam pembelajaran itu sendiri
ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran tersebut dapat
memberikan arti bagi setiap siswa maupun
guru serta masyarakat. Dalam buku Taufiq Ismail yang berjudul Taufiq Ismail Membaca Puisi bertuliskan,
“Penalaran otak orang itu luar biasa, sedemikian kesimpulan ilmuwan kerbau
dalam makalahnya, namun mereka curang dan serakah. Namun, sebodoh-bodohnya
uumat kerbau, kita tidak curang dan serakah...” Pernyataan yang lugu ini, namun
benar dan kena sungguh menggelitik nurani kita. Benarkan bahwa makin cerdas,
maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula
perbuatan kita ? Apakah manusia yang mempunyai penalaran yang tinggi, lalu
makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang haqiqi, ataukah
sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Dari sini suatu
kecerdasan atau kepandaian kadang tidak dimanfaatkan dalam kebaikan, malah
menjerumuskan pada jurang kenistaan. Oleh karena itu perlu menanamkan moral
dalam pembelajaran – pembelajaran sehingga anak didik selain pintar mereka
bermoral dan berbudi luhur.
Dalam
menanamkan moral pada anak didik melalui pembelajaran dengan nilai-nilai
karakteristik matematika memerlukan kekreatifan dan inovatif dari seorang guru.
Pembelajaran moral melalui karakteristik matematika tidaklah sulit, misalnya
mengaplikasikannya langsung dalam proses pembeljaran melalui soal-soal yang
diujikan kepada peserta didik. Contoh soal SPLDV(Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel):
1.
Ika membeli 2 apel dan 2 anggur seharga Rp10.000,00.
Lalu si Nadia membeli 1 apel dan 3 anggur seharga Rp 8000,00. Maka harga sebuah
apel dan anggur masing-masing tersebut adalah....
Dalam
karakteristik yang dijelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
moral-moral yang dapat dibentuk adalah:
1. Kita
harus menghubungkan fakta,konsep,prosedur,dan prinsip untuk menjalani hidup,
berfikir matematis.
2. Berfikirlah
dari umum menuju khusus untuk kemaslahatan orang banyak.
3. Memperhatikan
sesuatu yang berhubungan dengan hal yang sedang dibahas dan tidak keluar dari
permasalahn yang dibahas.
4. Bertumpu
pada kesepakatan (musyawarah untuk mufakat).
5. Konsisten
dalam mengambil keputusan.
6. Berfikir
kreatif, inovatif, dan rasional.
7. Bijaksana
dalam memutuskan suatu permasalahan.
8. Bersifat
sistematis dan bebas.
9. Seimbang
antara pertimbangan dan tindakan.



