Rabu, 28 Desember 2016

Mengimplikasikan Karakteristik Matematika dalam Pembelajaran Sebagai Penanaman Nilai Moral



Mengimplikasikan Karakteristik Matematika
dalam
 Pembelajaran Sebagai Penanaman Nilai Moral

Pembelajaran adalah dimana siswa aktif dalam menanya, melakukan, menyelidiki, mengkonstruksi, dan mengkomunikasikan dalam proses belajarnya baik berinteraksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, ataupun siswa dengan guru. Pembelajaran yang baik adalah dimana siswa berperan aktif dan guru sebagai fasilitator , serta mengambil nilai-nilai moral yang bisa dipetik dalam pembelajaran tersebut, sehingga bisa diterapkan dalam pembelajaran itu sendiri ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran tersebut dapat memberikan  arti bagi setiap siswa maupun guru serta masyarakat. Dalam buku Taufiq Ismail yang berjudul Taufiq Ismail Membaca Puisi bertuliskan, “Penalaran otak orang itu luar biasa, sedemikian kesimpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka curang dan serakah. Namun, sebodoh-bodohnya uumat kerbau, kita tidak curang dan serakah...” Pernyataan yang lugu ini, namun benar dan kena sungguh menggelitik nurani kita. Benarkan bahwa makin cerdas, maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita ? Apakah manusia yang mempunyai penalaran yang tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang haqiqi, ataukah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Dari sini suatu kecerdasan atau kepandaian kadang tidak dimanfaatkan dalam kebaikan, malah menjerumuskan pada jurang kenistaan. Oleh karena itu perlu menanamkan moral dalam pembelajaran – pembelajaran sehingga anak didik selain pintar mereka bermoral dan berbudi luhur.

Dalam menanamkan moral pada anak didik melalui pembelajaran dengan nilai-nilai karakteristik matematika memerlukan kekreatifan dan inovatif dari seorang guru. Pembelajaran moral melalui karakteristik matematika tidaklah sulit, misalnya mengaplikasikannya langsung dalam proses pembeljaran melalui soal-soal yang diujikan kepada peserta didik. Contoh soal SPLDV(Sistem Persamaan Linear Dua Variabel):
1. Ika membeli 2 apel dan 2 anggur seharga   Rp10.000,00. Lalu si Nadia membeli 1 apel dan 3 anggur seharga Rp 8000,00. Maka harga sebuah apel dan anggur masing-masing tersebut adalah....




Dalam karakteristik yang dijelaskan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa moral-moral yang dapat dibentuk adalah:
1.      Kita harus menghubungkan fakta,konsep,prosedur,dan prinsip untuk menjalani hidup, berfikir matematis.
2.      Berfikirlah dari umum menuju khusus untuk kemaslahatan orang banyak.
3.      Memperhatikan sesuatu yang berhubungan dengan hal yang sedang dibahas dan tidak keluar dari permasalahn yang dibahas.
4.      Bertumpu pada kesepakatan (musyawarah untuk mufakat).
5.      Konsisten dalam mengambil keputusan.
6.      Berfikir kreatif, inovatif, dan rasional.
7.      Bijaksana dalam memutuskan suatu permasalahan.
8.      Bersifat sistematis dan bebas.
9.      Seimbang antara pertimbangan dan tindakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar