Minggu, 02 Oktober 2016

Al – Khawarizmi, Tokoh Inspiratif




Al – Khawarizmi,
Tokoh Inspiratif




Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Selain dikenal seperti nama di atas, beliau dikenali sebagai  Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff.  Al-Khawarizmi telah dikenali di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Lahir sekitar tahun 780 M di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 M di Baghdad (Irak). Al Khawarizmi merupakan salah satu tokoh Islam yang berpengetahuan luas. Pengetahuan dan kemahiran beliau selain dalam matematika juga dalam bidang syariat, falsafah, aritmatika, kimia, sejarah islam, kesusteran, musik, geometri, dan logika. Selama hidupnya, Al-Khawarizmi muda bekerja di Bayt al-Hikmah pusat keilmuan paling bergengsi di zamannya di Baghdad, yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma'mun, tempat beliau belajar ilmu alam dan matematika, termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani. Beliau juga dipercayai memimpin perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia islam. Al-khawarizmi juga bekerja sebagai dosen di aljabar di Eropa. Beliau telah menciptakan pemakaian Secans dan Tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.
Karya pertama al-Khawarizmi adalah al-Jabar, sebuah buku yang membahas solusi sistematik dari linear dan notasi kuadrat. Hal ini sangat penting sebagai sebuah gerakan revolusioner dari konsep matematika Yunani yang berdasarkan pada geometri. Aljabar merupakan penggabungan teori yang memungkinkan angka rasional, irasional dan magnitude geometris menjadi objek-objek aljabar. Ia memberikan matematika sebuah dimensi baru dan perkembangan, lebih luas daripada konsep sebelumnya. Ia memungkinkan perkembangan lebih lanjut. Khawarizmi juga berjasa dalam mengembangkan tabel sinus, cosinus dan trigonometri. Karena karyanya ini al-Khawarizmi disebut sebagai “Bapak Aljabar”.
Al-Khawarizmi adalah orang pertama yang menjelaskan kegunaan angka-angka, termasuk angka nol. Karyanya dalam bidang Aritmatika, Kitab al-Jam’a wa al-Tafriq bi al-Hisab al-Hindi(The Book of Addition and Subtraction by the Method of Calculation of the Hindus),memperkenalkan penggunaan angka hindu 1 sampai 9 dan angka nol. Ia menulis buku yang membahas beberapa soal hitungan dan asal-usul angka, serta sejarah angka-angka yang sedang kita gunakan. Melalui Al-Khawarizmilah orang-orang Eropa belajar menggunakan angka nol untuk memudahkan menghitung puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya. Dengan penggunaan angka tersebut maka kata Arab Shifr yang artinya nol (kosong) diserap ke dalam bahasa Perancis menjadi kata chiffre, dalam bahasa Jerman menjadi ziffer, dan dalam bahasa Inggris menjadi cipher. Bilangan nol ditulis bulat dan didalamnya kosong. Al-Khawarizmi-pun memperkenalkan tanda-tanda negatif yang sebelumnya tidak dikenal di kalangan ilmuwan Arab.
Al Khawarizmi juga ahli filsafat. Salah satu nasehat beliau yang dikenal sampai sekarang yaitu beliau telah didatangi oleh seseorang yang ingin mengajukan persoalan kepadanya. Orang itu bertanya, "Wahai Imam apakah yang bernilai pada diri seorang manusia itu?" Dengan spontan Al-Khawarizmi menjawab persoalan tersebut, "Seorang manusia itu bila dihiasi dengan akhlak yang mulia maka dia telah mempunyai angka 1 dalam hidupnya dan bila dikaruniai dengan wajah yang cantik atau tampan ditambahi 0 pada angka satu yang sebelumnya maka jumlahnya 10. Seterusnya bila dia mempunyai harta maka ditambahi lagi 0 pada angka sebelumnya maka jadilah angka 100.Seterusnya bila dia memiliki nasab keturunan yang mulia maka ditambahi 0 pada jumlah sebelumnya maka 1000 hasilnya. Coba perhatikan! Nilai 0 yang ada pada sifat dan ciri-ciri tambahan manusia itu,ia akan terus meningkat berlipat ganda. Tetapi alangkah ruginya, jika nilai 0 tersebut semakin meningkat tapi tidak bersandar pada angka 1 yang berada didepannya. Ketahuilah angka 1 adalah gambaran bagi akhlak yang mulia maka sekiranya lenyap akhlak dalam diri seseorang insan tiadalah nilai sebuah kehidupan walaupun disulami dengan beribu kemuliaan.” Dari jawaban spontan Al Khawarizmi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hidup dengan dihiasi dengan akhlak yang mulia sangat bernilai pada diri seseorang manusia.
Beberapa Hikmah yang dapat diambil dari sejarah kehidupan Al−Khawarimi antara lain :
1.      Al−Khawarizmi seorang yang mampu memanfaatkan kesempatan dengan sebaik−baiknya. Dengan pindah ke kota Baghdad sebagai kota pusat ilmu pengetahuan, beliau memanfaatkan kesempatan untuk meniti karir keilmuwannya.
2.      Al−khawarizmi memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, tidak mudah puas terhadap sesuatu yang didapatkan, tekun dan pekerja keras sehingga ia menguasai berbagai bidang keilmuan
3.      Al−Khawarizmi selain sebagai seorang ilmuwan, beliau juga seorang yang bijak, dapat memberikan nasehat dengan filsafat matematika.
4.      Al – Khawarismi menunjukkan bahwa hidup  dihiasi dengan akhlak yang mulia sangat bernilai pada diri seseorang manusia, selain itu akan menjadi penambah nilai seseorang tersebut.

Dari cerita tentang Al – Khawarizmi di atas, memberikan nasehat dan semangat untuk kita tidak mudah menyerah dan berfikir kreatif ke depan. Untuk itu kita harus belajar menghargai waktu, dan melakukan yang terbaik untuk kehidupan kita. Karena apabila kita melakukan yang terbaik, pasti akan berbuah sesuatu hal yang terbaik juga untuk masa depan kita. Insya Allah J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar